top of page

Pertanyaan dan Jawaban

Updated: Feb 7, 2022


Catatan yang diambil selama beberapa hari dari sesi tanya jawab dengan sekelompok bhikkhu Barat, 1972.




Pertanyaan: Saya berusaha sangat keras dalam latihan saya tapi sepertinya tidak ada kemajuan. Jawaban: Ini sangat penting. Jangan mencoba untuk mendapatkan kemajuan dalam latihan. Hasrat untuk bebas atau menjadi tercerahkan akan menjadi hasrat yang menghalangi kebebasan anda. Anda bisa berusaha sekeras yang anda inginkan, berlatih dengan giat siang dan malam, tapi jika itu masih dengan hasrat untuk memperoleh di dalam pikiran, anda tidak akan pernah menemukan ketenangan. Energi dari hasrat ini akan menjadi penyebab keraguan dan kegelisahan. Tidak peduli seberapa lama atau keras anda berlatih, kebijaksanaan tidak akan timbul dari hasrat. Jadi, cukup lepaskan. Perhatikan pikiran dan tubuh dengan penuh perhatian tapi jangan mencoba untuk memperoleh apa pun. Jangan melekat bahkan pada praktik kecerahan. Pertanyaan: Bagaimana dengan tidur? Berapa banyak saya harus tidur? Jawaban: Jangan tanya saya, saya tidak bisa memberi tahu anda. Rata-rata yang baik untuk beberapa orang adalah empat jam satu malam. Namun, yang penting adalah anda memperhatikan dan mengetahui diri anda sendiri. Jika anda mencoba untuk tidur terlalu sedikit, tubuh akan merasa tidak nyaman dan perhatian penuh akan sulit untuk dipertahankan. Tidur terlalu banyak menyebabkan pikiran menjadi tumpul atau gelisah. Temukan keseimbangan alami untuk diri anda sendiri. Perhatikan pikiran dan tubuh dengan baik-baik serta pantau kebutuhan tidur sampai anda menemukan yang optimal. Jika anda terjaga kemudian berguling untuk tidur sebentar lagi, ini adalah kekotoran batin. Dirikan perhatian penuh segera setelah mata anda terbuka. Pertanyaan: Bagaimana dengan makan? Berapa banyak saya harus makan?


Jawaban: Makan juga sama seperti tidur. Anda harus tahu diri anda sendiri. Makanan harus dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Lihatlah makanan anda sebagai obat. Apakah anda makan terlalu banyak sehingga anda merasa mengantuk saja setelah makan dan apakah anda semakin gemuk setiap hari? Berhenti! Periksa tubuh dan pikiran anda sendiri. Tidak perlu berpuasa. Sebaliknya, bereksperimenlah dengan jumlah makanan yang anda ambil. Temukan keseimbangan alami untuk tubuh anda. Masukkan semua makanan anda ke dalam mangkuk anda mengikuti praktik pertapaan. Maka anda bisa dengan mudah menilai jumlah yang anda ambil. Perhatikan diri anda dengan hati-hati saat anda makan. Ketahui diri anda. Inti dari latihan kita hanya ini. Tidak ada yang istimewa yang harus anda lakukan. Hanya memperhatikan. Periksa diri anda. Perhatikan pikiran. Maka anda akan tahu keseimbangan alami untuk latihan anda sendiri.


Pertanyaan: Apakah pikiran orang Asia dan orang Barat berbeda?


Jawaban: Pada dasarnya tidak ada perbedaan. Adat dan bahasa luar mungkin tampak berbeda, tetapi pikiran manusia memiliki karakteristik alamiah yang sama untuk semua orang. Keserakahan dan kebencian adalah sama dalam pikiran orang Timur atau orang Barat. Penderitaaan dan berakhirnya penderitaan adalah sama untuk semua orang.


Pertanyaan: Apakah disarankan untuk banyak membaca atau mempelajari kitab suci sebagai bagian dari latihan?


Jawaban: Dhamma Sang Buddha tidak ditemukan di dalam buku. Jika anda benar-benar ingin melihat sendiri apa yang Sang Buddha bicarakan, anda tidak perlu repot-repot dengan buku. Perhatikan pikiran anda sendiri. Periksalah untuk melihat bagaimana perasaan datang dan pergi, bagaimana pikiran datang dan pergi. Jangan melekat pada apa pun. Cukup sadari apa saja yang ada untuk dilihat. Ini adalah jalan menuju kebenaran Sang Buddha. Jadilah alami. Segala sesuatu yang anda lakukan dalam hidup anda di sini adalah kesempatan untuk berlatih. Semuanya adalah Dhamma. Ketika anda melakukan tugas-tugas anda, cobalah untuk sadar. Jika anda sedang mengosongkan tempolong atau membersihkan toilet, jangan merasa bahwa anda melakukannya sebagai kemurahan hati untuk orang lain. Ada Dhamma dalam mengosongkan tempolong. Jangan merasa anda berlatih hanya ketika duduk diam, bersila. Beberapa dari kalian mengeluh bahwa tidak cukup waktu untuk meditasi. Apakah ada cukup waktu untuk bernapas? Ini adalah meditasi anda: perhatian penuh, kealamian dalam apa saja yang anda lakukan.


Pertanyaan: Mengapa kita tidak melakukan wawancara setiap hari dengan guru?


Jawaban: Jika anda memiliki pertanyaan apa saja, anda dipersilakan untuk datang dan menanyakannya kapan saja. Tetapi kita tidak butuh wawancara harian di sini. Jika saya menjawab setiap pertanyaan kecil anda, anda tidak akan pernah mengerti proses keraguan di dalam pikiran anda sendiri. Penting bagi anda untuk belajar memeriksan diri anda sendiri, mewawancarai diri anda sendiri. Dengarkan ceramah baik-baik setiap beberapa hari, kemudian gunakan ajaran ini untuk dibandingkan dengan latihan anda sendiri. Apakah masih sama? Apakah berbeda? Kenapa anda mempunyai keraguan? Siapa itu yang meragukan? Hanya melalui pemeriksanaan diri sendiri anda dapat mengerti.


Pertanyaan: Terkadang saya khawatir mengenai kedisiplinan bhikkhu. Jika saya membunuh serangga secara tidak sengaja, apakah ini buruk?


Jawaban: Sīla atau disiplin dan moralitas sangat penting untuk latihan kita, tetapi anda tidak boleh berpegang teguh pada aturan secara membuta. Dalam membunuh hewan atau melanggar aturan lain, hal yang penting adalah niat. Ketahui pikiran anda sendiri. Anda tidak seharusnya khawatir dengan berlebihan tentang kedisiplinan bhikkhu. Jika digunakan dengan benar, itu mendukung latihan, tetapi beberapa bhikkhu sangat khawatir tentang aturan-aturan kecil sehingga mereka tidak bisa tidur nyenyak. Disiplin bukan dibawa sebagai beban. Pondasi latihan kita di sini adalah disiplin; disiplin yang baik, ditambah aturan-aturan dan praktik pertapaan. Menyadari dan berhati-hati bahkan terhadap banyak aturan pendukung serta 227 sīla dasar memiliki manfaat besar. Itu membuat hidup sangat sederhana. Tidak perlu bertanya-tanya tentang bagaimana harus bertindak, jadi anda bisa menghindari berpikir dan cukup hanya menjadi sadar. Disiplin memungkinkan kita untuk hidup bersama secara harmonis; komunitas berjalan dengan lancar. Secara luar semua orang terlihat dan bertindak sama. Disiplin dan moralitas adalah batu loncatan untuk konsentrasi dan kebijaksanaan lebih lanjut. Dengan penerapan kedisiplinan bhikkhu dan sīla pertapa yang benar, kita dipaksa untuk hidup sederhana, untuk membatasi harta benda kita. Jadi di sini kita mempunyai praktik lengkap Sang Buddha: menahan diri dari kejahatan dan melakukan kebaikan, hidup hanya dengan memenuhi kebutuhan dasar, memurnikan pikiran. Artinya, mewaspadai pikiran dan tubuh kita dalam semua postur: duduk, berdiri, berjalan atau berbaring, ketahui diri anda.


Pertanyaan: Apa yang bisa saya lakukan mengenai keraguan? Ada hari di mana saya diliputi dengan keraguan tentang latihan atau perkembangan saya sendiri, atau guru.


Jawaban: Keraguan itu wajar. Semua orang memulai dengan keraguan. Anda bisa belajar banyak dari keraguan. Apa yang penting adalah anda tidak mengidentifikasikan keraguan anda: yaitu, jangan terjebak di dalamnya. Ini akan memutar pikiran anda dalam lingkaran-lingkaran yang tak ada habisnya. Sebaliknya, perhatikan seluruh proses keraguan, keheranan. Lihat siapa itu yang meragukan. Lihat bagaimana keraguan datang dan pergi. Maka anda tidak akan lagi menjadi korban keraguan anda. Anda akan melangkah keluar dari keraguan dan pikiran anda akan menjadi tenang. Anda bisa melihat bagaimana semua hal datang dan pergi. Lepaskan saja apa yang anda lekati. Lepaskan keraguan anda dan cukup lihat saja. Beginilah cara mengakhiri keraguan.


Pertanyaan: Bagaimana dengan metode latihan lainnya? Akhir-akhir ini nampaknya ada begitu banyak guru dan begitu banyak sistem meditasi yang berbeda sehingga ini membingungkan.


Jawaban: Ini seperti pergi ke kota. Seseorang bisa mendekati dari utara, dari tenggara, dari banyak jalan. Seringkali sistem-sistem ini hanya berbeda secara luar saja. Apakah anda berjalan dengan satu atau lain cara, cepat atau lambat, jika anda penuh perhatian, semuanya sama. Ada satu poin penting yang pada akhirnya harus dicapai oleh semua praktik yang baik – ketidakmelekatan. Pada akhirnya, semua sistem meditasi haruslah melepaskan. Tidak juga seseorang bisa melekat kepada guru. Jika sebuah sistem mengarah pada pelepasan, untuk tidak melekat, maka itu adalah praktik yang benar. Anda mungkin ingin bepergian, mengunjungi guru lain dan mencoba sistem lain. Beberapa dari kalian sudah melakukannya. Ini adalah keinginan alami. Anda akan mengetahui bahwa seribu pertanyaan yang diajukan dan pengetahuan tentang banyak sistem tidak akan membawa anda kepada kebenaran. Pada akhirnya anda akan bosan. Anda akan melihat bahwa hanya dengan berhenti dan memeriksa pikiran anda sendiri barulah anda bisa mengetahui apa yang Sang Buddha bicarakan. Tidak perlu mencari di luar diri anda. Pada akhirnya anda harus kembali untuk menghadapi sifat asli anda sendiri. Di sinilah di mana anda bisa memahami Dhamma.


Pertanyaan: Sering kali nampaknya banyak bhikkhu di sini tidak berlatih. Mereka terlihat ceroboh atau tidak perhatian. Ini mengganggu saya.


Jawaban: Tidak baik memperhatikan orang lain. Ini tidak akan membantu latihan anda. Jika anda kesal, perhatikan kekesalan di dalam pikiran anda sendiri. Jika disiplin bhikkhu lain buruk atau mereka bukan bhikkhu yang baik, ini bukan untuk anda nilai. Anda tidak akan menemukan kebijaksanaan dengan mengamati bhikkhu lain. Kedisiplinan bhikkhu adalah alat yang digunakan untuk meditasi anda sendiri. Ini bukanlah senjata yang digunakan untuk mengkritik atau mencari kesalahan. Tidak ada yang bisa melakukan latihan anda untuk anda, juga anda tidak bisa berlatih untuk orang lain. Cukup menyadari perbuatan anda sendiri. Ini adalah cara untuk berlatih.


Pertanyaan: Saya sudah sangat berhati-hati dalam berlatih pengendalian indra. Saya selalu menundukkan mata saya dan memperhatikan setiap tindakan kecil yang saya lakukan. Saat makan, misalnya, saya makan dengan lama dan mencoba melihat setiap sentuhan: mengunyah, mencicipi, menelan, dll. Saya mengambil setiap langkah dengan sangat hati-hati dan teliti. Apakah saya berlatih dengan benar?


Jawaban: Pengendalian indra adalah latihan yang benar. Kita harus menyadarinya sepanjang hari. Tapi jangan berlebihan! Berjalan dan makan dan bertindak secara alami. Kemudian kembangkan kesadaran alami tentang apa yang terjadi di dalam diri anda. Jangan paksakan meditasi anda atau memaksakan diri anda ke dalam pola yang canggung. Ini adalah bentuk lain dari keinginan. Bersabarlah. Kesabaran dan daya tahan sangat diperlukan. Jika anda bertindak secara alami dan penuh perhatian, kebijaksanaan akan datang secara alami juga.


Pertanyaan: Apakah perlu duduk untuk waktu yang sangat lama?


Jawaban: Tidak, duduk selama berjam-jam itu tidak perlu. Beberapa orang berpikir bahwa semakin lama anda bisa duduk, semakin bijaksana anda pastinya. Saya telah melihat ayam duduk di sarang mereka selama berhari-hari! Kebijaksanaan datang dari menjadi penuh perhatian dalam semua postur. Latihan anda harus dimulai saat anda terjaga di pagi hari. Ini harus berlanjut sampai anda tertidur. Jangan terlalu pedulikan tentang berapa lama anda bisa duduk. Apa yang penting hanyalah anda tetap waspada baik anda sedang bekerja atau duduk atau pergi ke kamar mandi. Setiap orang memiliki ritme alaminya sendiri. Beberapa dari kalian akan mati pada usia lima puluh, beberapa pada usia enam puluh lima, dan beberapa pada usia sembilan puluh. Jadi, juga, latihan kalian tidak akan semuanya sama. Jangan berpikir atau khawatir tentang ini. Berusahalah sadar dan biarkan hal-hal berjalan secara alami. Maka pikiran anda akan menjadi semakin tenang dan semakin tenang di dalam lingkungan apa saja. Ia akan menjadi diam seperti kolam hutan yang jernih. Kemudian semua jenis hewan yang indah dan langka akan datang untuk minum di kolam itu. Anda akan melihat dengan jelas sifat segala hal (saṅkhārā) di dunia. Anda akan melihat banyak hal indah dan aneh datang dan pergi. Tetapi anda akan diam. Masalah akan timbul dan anda akan segera melihatnya dengan jelas. Inilah kebahagiaan Buddha.


Pertanyaan: Saya masih mempunyai banyak pikiran. Pikiran saya banyak mengembara meskipun saya mencoba untuk sadar.


Jawaban: Jangan khawatir soal ini. Cobalah untuk menjaga pikiran anda di saat ini. Apa pun yang timbul di dalam pikiran, perhatikan saja. Lepaskanlah. Bahkan jangan berkeinginan untuk menyingkirkan pikiran-pikiran. Maka pikiran akan mencapai keadaan alaminya. Tidak membedakan antara baik dan buruk, panas dan dingin, cepat dan lambat. Tidak ada aku dan tidak ada kamu, tidak ada diri sama sekali. Hanya apa yang ada. Ketika anda berjalan dengan patta, tidak perlu melakukan sesuatu yang istimewa. Cukup berjalan dan lihat apa yang ada. Tidak perlu melekat pada isolasi atau pengasingan. Di mana pun anda berada, ketahui diri anda dengan bersikap alami dan mengamati. Jika keraguan timbul, lihat mereka datang dan pergi. Ini sangat sederhana. Tidak berpegang pada apa pun. Seolah-olah anda sedang berjalan di jalan. Secara berkala, anda akan menjumpai rintangan. Ketika anda bertemu kekotoran-kekotoran batin, lihat saja mereka dan atasi saja mereka dengan melepaskan mereka. Jangan memikirkan tentang rintangan yang sudah anda lewati. Jangan khawatirkan rintangan yang belum anda lihat. Tetaplah pada saat ini. Jangan khawatirkan tentang panjangnya jalan atau tentang tujuan. Semuanya berubah-ubah. Apa pun yang anda lewati, jangan melekat padanya. Pada akhirnya pikiran akan mencapai keseimbangan alaminya di mana latihan dilakukan secara otomatis. Semua hal akan datang dan pergi dengan sendirinya.


Pertanyaan: Pernahkah anda melihat Altar Sutra dari Sesepuh Keenam, Hui Neng?


Jawaban: Kebijaksanaan Hui Neng sangat tajam. Itu adalah ajaran yang sangat mendalam, tidak mudah bagi pemula untuk memahaminya. Tetapi jika anda berlatih dengan disiplin kita dan dengan kesabaran, jika anda berlatih tidak melekat, anda pada akhirnya akan mengerti. Suatu ketika saya memiliki seorang murid yang tinggal di gubuk beratap rumput. Hujan sering turun di musim hujan itu dan suatu hari angin kencang menerbangkan setengah atapnya. Dia tidak menghiraukan untuk memperbaikinya, dia membiarkan hujan masuk saja. Beberapa hari berlalu dan saya bertanya kepada dia mengenai gubuknya. Dia bilang kalau dia sedang mempraktikkan ketidakmelekatan. Ini adalah ketidakmelekatan tanpa kebijaksanaan. Ini hampir sama dengan keseimbangan (upekkhā) seekor kerbau. Jika anda menjalani kehidupan yang baik dan hidup sederhana, jika anda sabar dan tidak egois, anda akan memahami kebijaksanaan Hui Neng.


Pertanyaan: Anda pernah mengatakan bahwa samatha dan vipassanā, atau konsentrasi dan pandangan terang, adalah sama. Bisakah anda menjelaskan ini lebih lanjut?


Jawaban: Ini cukup sederhana. Konsentrasi (samatha) dan kebijaksanaan (vipassanā) bekerja bersama. Pertama, pikiran menjadi diam dengan berpegang pada sebuah objek meditasi. Pikiran tenang hanya saat anda duduk dengan mata tertutup. Ini adalah samatha dan pada akhirnya landasan samādhi ini adalah penyebab timbulnya kebijaksanaan atau vipassanā. Kemudian pikiran diam baik anda duduk dengan mata tertutup atau berjalan-jalan di kota yang sibuk. Itu seperti ini. Dulu anda adalah seorang anak kecil. Sekarang anda adalah orang dewasa. Apakah anak kecil dan orang dewasa adalah orang yang sama? Anda bisa katakan bahwa mereka sama, atau melihatnya dengan cara lain, anda bisa katakan bahwa mereka berbeda. Dengan cara ini samatha dan vipassanā juga bisa dilihat sebagai terpisah. Atau seperti makanan dan feses. Makanan dan feses bisa dikatakan sama dan mereka juga bisa dikatakan berbeda. Jangan hanya mempercayai apa yang saya katakan, lakukan latihan anda dan lihat sendiri. Tidak ada yang istimewa yang dibutuhkan. Jika anda memeriksa bagaimana konsentrasi dan kebijaksanaan timbul, anda akan mengetahui kebenarannya sendiri. Akhir-akhir ini banyak orang berpegang pada kata-kata. Mereka menyebut latihan mereka vipassanā. Samatha dipandang rendah. Atau mereka menyebut latihan mereka samatha. Penting untuk melakukan samatha sebelum vipassanā, kata mereka. Semua ini konyol. Jangan repot-repot memikirkannya seperti ini. Cukup lakukan latihan dan anda akan melihatnya sendiri.


Pertanyaan: Apakah perlu untuk bisa memasuki penyerapan atau jhāna dalam latihan kita?


Jawaban: Tidak, tidak perlu penyerapan. Anda harus membangun sedikit ketenangan dan keterpusatan pikiran. Kemudian anda menggunakan ini untuk memeriksan diri sendiri. Tidak ada yang istimewa yang diperlukan. Jika penyerapan datang dalam latihan anda, ini juga ok. Hanya saja jangan melekat padanya. Beberapa orang terpaku pada penyerapan. Ini bisa sangat menyenangkan untuk dimainkan. Anda harus tahu batasan yang wajar. Jika anda bijaksana, anda akan mengetahui kegunaan dan batasan penyerapan, sama seperti anda mengetahui batasan dari anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa.


Pertanyaan: Kenapa kita mengikuti aturan pertapa seperti hanya makan dari mangkuk kita?


Jawaban: Sīla pertapa adalah untuk membantu kita memotong kekotoran batin. Dengan mengikuti salah satu aturan seperti makan dari mangkuk kita sendiri, kita bisa lebih sadar terhadap makanan kita sebagai obat. Jika kita tidak memiliki kekotoran batin, maka tidak masalah bagaimana kita makan. Tapi di sini kita menggunakan sīla pertapa untuk menyederhanakan latihan kita. Sang Buddha tidak membuat sīla pertapa diperlukan untuk semua bhikkhu, tetapi Beliau mengizinkannya bagi mereka yang ingin berlatih dengan ketat. Aturan-aturan itu menambah disiplin lahiriah kita dan dengan demikian membantu meningkatkan tekad dan kekuatan mental kita. Aturan-aturan ini dijaga untuk diri anda sendiri. Jangan perhatikan bagaimana orang lain berlatih. Perhatikan pikiran anda sendiri dan lihat apa yang bermanfaat bagi anda. Aturan bahwa kita harus menerima pondok meditasi apa saja yang diberikan kepada kita adalah disiplin yang sama manfaatnya. Aturan itu menjaga para bhikkhu dari keterikatan terhadap tempat tinggal mereka. Jika mereka pergi dan kembali, mereka harus menempati tempat tinggal baru. Ini adalah latihan kita – untuk tidak melekat pada apa pun.


Pertanyaan: Jika meletakkan semuanya bersama-sama ke dalam mangkuk kita penting, kenapa anda sendiri sebagai guru tidak melakukannya? Tidakkah anda merasa ini penting bagi guru untuk memberikan teladan?


Jawaban: Ya, itu memang benar, seorang guru harus memberikan teladan untuk murid-muridnya. Saya tidak keberatan anda mengkritik saya. Tanyakan apa saja yang anda inginkan. Tapi penting kalau anda tidak melekat pada guru. Jika saya benar-benar sempurna dalam bentuk lahiriah, itu akan buruk sekali. Kalian semua akan terlalu terikat kepada saya. Bahkan Sang Buddha terkadang akan menyuruh murid-muridnya untuk melakukan satu hal kemudian Beliau sendiri melakukan hal lain. Keraguan anda pada guru anda bisa membantu anda. Anda harus memperhatikan reaksi anda sendiri. Menurut anda apakah mungkin saya menyimpan sedikit makanan dari mangkuk saya di piring untuk memberi makan orang awam yang bekerja di sekitar biara? Kebijaksanaan adalah untuk diri anda sendiri untuk diperhatikan dan dikembangkan. Ambillah dari guru apa yang baik. Sadarilah latihan anda sendiri. Jika saya beristirahat sementara kalian semua harus duduk tegak, apakah ini membuat anda marah? Jika saya menyebut warna biru merah atau mengatakan bahwa laki-laki adalah perempuan, jangan ikuti saya secara membuta. Salah satu guru saya makan dengan sangat cepat. Beliau membuat suara yang mengganggu saat dia makan. Namun beliau menyuruh kami makan dengan perlahan dan penuh perhatian. Saya biasa memperhatikannya dan menjadi sangat kesal. Saya menderita, tapi beliau tidak! Saya melihat bagian luar. Belakangan saya tahu. Beberapa orang mengemudi sangat cepat tetapi dengan hati-hati. Yang lain mengemudi dengan lambat dan mengalami banyak kecelakan. Jangan melekat pada aturan, pada bentuk luar. Jika anda melihat orang lain paling banyak sepuluh persen setiap waktu dan melihat diri sendiri sembilan puluh persen, ini adalah praktik yang benar. Awalnya saya biasa melihat guru saya Ajahn Tongrat dan mempunyai banyak keraguan. Orang-orang bahkan mengira beliau gila. Beliau akan melakukan hal-hal aneh atau menjadi sangat galak dengan murid-muridnya. Dari luar beliau marah, tapi dari dalam tidak ada apa pun. Tidak ada siapa-siapa di sana. Beliau sungguh luar biasa. Beliau tetap jernih dan penuh perhatian sampai saat beliau wafat. Melihat ke luar, diri membanding-bandingkan, membeda-bedakan. Anda tidak akan menemukan kebahagiaan seperti itu. Juga anda tidak akan menemukan kedamaian jika anda menghabiskan waktu anda mencari manusia yang sempurna atau guru yang sempurna. Sang Buddha mengajari kita untuk melihat Dhamma, kebenaran, bukan melihat orang lain.


Pertanyaan: Bagaimana kita bisa mengatasi nafsu dalam latihan kita? Kadang-kadang saya merasa seolah-olah saya adalah budak nafsu seksual saya.


Jawaban: Nafsu harus diimbangi dengan perenungan terhadap kejijikan. Keterikatan terhadap bentuk tubuh adalah salah satu ekstrem dan orang harus mengingat lawannya. Periksa tubuh sebagai mayat dan lihat proses pembusukan atau memikirkan bagian-bagian tubuh seperti paru-paru, limpa, lemak, feses, dan sebagainya. Ingatlah ini dan bayangkan aspek tubuh yang menjijikkan ini ketika nafsu timbul. Ini akan membebaskan anda dari nafsu.


Pertanyaan: Bagaimana dengan kemarahan? Apa yang harus saya lakukan ketika saya merasakan kemarahan timbul?

Jawaban: Anda harus menggunakan cinta kasih. Ketika keadaan pikiran yang marah timbul dalam meditasi, seimbangkan dengan mengembangkan perasaan cinta kasih. Jika seseorang melakukan sesuatu yang buruk atau menjadi marah, anda sendiri jangan ikut marah. Jika anda ikut marah, anda lebih bodoh daripada mereka. Bijaksanalah. Ingatlah welas asih, karena orang itu sedang menderita. Isi pikiran anda dengan cinta kasih seolah-olah dia adalah saudara tersayang. Berkonsentrasilah pada perasaan cinta kasih sebagai subjek meditasi. Sebarkan ke semua makhluk di dunia. Hanya melalui cinta kasih kebencian dapat diatasi. Terkadang anda mungkin melihat bhikkhu lain berperilaku buruk. Anda mungkin menjadi kesal. Ini adalah penderitaan yang tidak perlu. Ini belumlah Dhamma kita. Anda mungkin berpikir seperti ini: “dia tidak seketat aku. Mereka bukanlah meditator yang serius seperti kita. Bhikkhu-bhikkhu itu bukanlah bhikkhu yang baik.” Ini adalah kekotoran batin yang besar di pihak anda. Jangan membuat perbandingan. Jangan membeda-bedakan. Lepaskan opini anda, lihat opini anda dan lihat diri anda. Ini adalah Dhamma kita. Anda tidak mungkin bisa membuat semua orang bertindak seperti yang anda inginkan atau menjadi seperti anda. Keinginan ini hanya akan membuat anda menderita. Ini adalah kesalahan umum yang dilakukan oleh para meditator, tetapi melihat orang lain tidak akan mengembangkan kebijaksanaan. Cukup periksa diri anda, perasaan anda. Beginilah bagaimana anda akan mengerti.


Pertanyaan: Saya merasa sangat mengantuk. Ini membuat meditasi menjadi sulit.


Jawaban: Ada banyak cara untuk mengatasi kantuk. Jika anda duduk di tempat yang gelap, pindahlah ke tempat yang terang. Buka mata anda. Berdiri dan cuci muka anda atau mandi. Jika anda mengantuk, ubahlah postur anda. Banyak berjalan. Berjalan mundur. Rasa takut menabrak sesuatu akan membuat anda tetap terjaga. Jika ini gagal, berdiri diam, jernihkan pikiran dan bayangkan hari terang benderang. Atau duduk di tepi tebing yang tinggi atau sumur yang dalam. Anda tidak akan berani tidur! Jika tidak ada yang berhasil, maka pergi tidur saja. Berbaringlah dengan hati-hati dan cobalah untuk sadar sampai anda tertidur. Kemudian saat anda terjaga, segera bangun. Jangan melihat jam atau berbaring-baring. Mulailah perhatian penuh dari saat anda terjaga. Jika anda merasa mengantuk setiap hari, cobalah makan lebih sedikit. Periksa diri anda. Begitu lima sendok lagi akan membuat anda kenyang, berhentilah. Kemudian minumlah air sampai pas kenyang. Pergi dan duduk. Perhatikan rasa kantuk dan lapar anda. Anda harus belajar menyeimbangkan makan anda. Seiring latihan anda berjalan anda akan merasa lebih energik secara alami dan makan lebih sediki. Tapi anda harus menyesuaikan diri.


Pertanyaan: Mengapa kita harus banyak bersujud di sini?


Jawaban: Bersujud sangat penting. Ini adalah bentuk luar yang merupakan bagian dari latihan. Bentuk ini harus dilakukan dengan benar. Turunkan dahi sampai ke lantai. Letakkan siku di dekat lutut dan telapak tangan di lantai dengan jarak antara telapak tangan sekitar 7cm. Bersujud dengan perlahan, sadari tubuh anda. Ini adalah obat yang baik untuk kesombongan kita. Kita harus sering bersujud. Ketika anda bersujud tiga kali anda bisa mengingat kualitas Buddha, Dhamma dan Saṅgha, yaitu kualitas pikiran kemurnian, cahaya dan kedamaian. Jadi kita menggunakan bentuk luar untuk melatih diri kita. Tubuh dan pikiran menjadi harmonis. Jangan membuat kesalahan dengan melihat bagaimana orang lain bersujud. Jika sāmaṇera muda ceroboh atau bhikkhu tua tampak tidak perhatian, ini bukan untuk anda nilai. Orang bisa sulit dilatih. Beberapa belajar dengan cepat tapi yang lain belajar dengan lambat. Menilai orang lain hanya akan meningkatkan harga diri anda. Sebaliknya, perhatikan diri anda. Sering-seringlah bersujud, singkirkan harga diri anda. Mereka yang telah benar-benar menjadi harmois dengan Dhamma jauh melampaui bentuk luar. Semua yang mereka lakukan adalah cara bersujud. Berjalan, mereka bersujud; makan, mereka bersujud; buang air besar, mereka bersujud. Ini karena mereka telah melampaui keegoisan.


Pertanyaan: Apa masalah terbesar dari murid baru anda?


Jawaban: Opini. Pandangan dan gagasan tentang segala hal: tentang diri mereka sendiri, tentang latihan, tentang ajaran Sang Buddha. Banyak dari mereka yang datang ke sini mempunyai kedudukan yang tinggi di masyarakat. Ada saudagar kaya atau lulusan universitas, guru dan pejabat pemerintah. Pikiran mereka dipenuhi dengan opini tentang berbagai hal. Mereka terlalu pintar untuk mendengarkan orang lain. Seperti air di dalam cangkir. Jika sebuah cangkir diisi dengan air kotor yang basi, itu tidak ada gunanya. Hanya setelah air lama dibuang barulah cangkir itu bisa menjadi berguna. Anda harus mengosongkan pikiran anda dari opini, maka anda akan mengerti. Latihan kita melampaui kepintaran dan melampaui kebodohan. Jika anda berpikir, “Aku pintar, aku kaya, aku penting, aku mengerti semua tentang agama Buddha”, anda menutupi kebenaran anattā atau tiada-aku. Yang akan anda lihat hanyalah diri, aku, punyaku. Tetapi agama Buddha adalah melepaskan diri. Kehampaan, kekosongan, Nibbāna.


Pertanyaan: Apakah kekotoran batin seperti keserakahan atau kemarahan hanyalah ilusi atau apakah mereka nyata?


Jawaban: Dua-duanya. Kekotoran batin yang kita sebut nafsu atau keserakahan, atau kemarahan atau delusi, ini hanyalah nama luar, tampilan; sama seperti kita sebut sebuah mangkuk besar, kecil, cantik, atau apa saja. Ini bukanlah kenyataan. Ini adalah konsep yang kita ciptakan dari keinginan. Jika kita ingin mangkuk besar, kita sebut yang ini kecil. Keinginan membuat kita membeda-bedakan. Namun, kebenaran hanyalah apa adanya. Lihatlah dengan cara ini. Apakah anda seorang pria? Anda bisa mengatakan “iya.” Ini adalah tampilan hal-hal. Tapi sebenarnya anda hanyalah kombinasi elemen atau sekelompok agregat yang berubah-ubah. Jika pikiran bebas, ia tidak membeda-bedakan. Tidak besar dan kecil, tidak kamu dan aku. Tidak ada apa-apa: anattā, kita katakan, atau tiada-aku. Sesungguhnya, pada akhirnya tidak ada attā ataupun anattā.


Pertanyaan: Bisakah anda menjelaskan sedikit lebih banyak tentang kamma?


Jawaban: Kamma adalah tindakan. Kamma adalah kemelekatan. Tubuh, ucapan, dan pikiran semua membuat kamma ketika kita melekat. Kita membuat kebiasaan. Ini bisa membuat kita menderita di masa depan. Ini adalah buah dari kemelekatan kita, dari kekotoran batin kita di masa lalu. Semua kemelekatan mengarah pada pembuatan kamma. Misalkan anda adalah seorang pencuri sebelum anda menjadi seorang bhikkhu. Anda mencuri, membuat orang lain tidak bahagia, membuat orang tua anda tidak bahagia. Sekarang anda adalah seorang bhikkhu, tapi ketika anda ingat bagaimana anda membuat orang lain tidak bahagia, anda merasa buruk dan menderita sendiri bahkan sampai hari ini. Ingat, bukan hanya tubuh, tetapi ucapan dan tindakan mental bisa membuat kondisi untuk hasil di masa depan. Jika anda melakukan beberapa tindakan kebaikan di masa lalu dan mengingatnya hari ini, anda akan bahagia. Keadaan pikiran yang bahagia ini adalah hasil dari kamma masa lalu. Semua hal dikondisikan oleh sebab – baik dalam jangka panjang dan, ketika diperiksa, saat ke saat. Tapi anda tidak perlu repot-repot memikirkan masa lalu, atau masa kini, atau masa depan. Cukup perhatikan tubuh dan pikiran. Anda harus memahami sendiri tentang kamma. Perhatikan pikiran anda. Berlatihlah dan anda akan melihat dengan jelas. Namun, pastikan bahwa anda membiarkan kamma orang lain kepada mereka sendiri. Jangan melekat dan jangan melihat orang lain. Jika saya mengkonsumsi racun, saya menderita. Tidak perlu untuk anda ikut berbagi bersama saya! Ambillah apa yang baik yang ditawarkan guru anda. Maka anda bisa menjadi damai, pikiran anda akan menjadi seperti guru anda. Jika anda memeriksanya, anda akan mengerti. Meskipun sekarang anda tidak mengerti, saat anda berlatih, itu akan menjadi jelas. Anda akan tahu sendiri. Ini disebut mempraktikkan Dhamma. Ketika kita masih muda, orang tua kita sering mendisiplinkan kita dan marah. Sesungguhnya, mereka ingin membantu kita. Anda harus melihatnya dalam jangka panjang. Orang tua dan guru mengkritik kita dan kita kesal. Di kemudian harinya kita mengerti kenapa. Setelah lama berlatih anda akan tahu. Mereka yang terlalu pintar pergi setelah waktu yang singkat. Mereka tidak pernah belajar. Anda harus menyingkirkan kepintaran anda. Jika anda berpikir diri anda lebih baik daripada orang lain, anda hanya akan menderita. Sayang sekali. Tidak perlu kesal. Cukup lihat saja.


Pertanyaan: Kadang-kadang nampaknya sejak menjadi seorang bhikkhu saya telah meningkatkan kesulitan dan penderitaan saya.


Jawaban: Saya tahu kalau beberapa dari kalian memiliki latar belakang kenyamanan materi dan kebebasan lahiriah. Dibandingkan dengan sekarang kalian menjalani kehidupan yang keras. Kemudian dalam latihan, saya sering membuat kalian duduk dan menunggu berjam-jam. Makanan dan iklim berbeda dari tempat kalian. Tapi semua orang harus melalui beberapa ini. Ini adalah penderitaan yang menuntun pada akhirnya penderitaan. Beginilah anda belajar. Ketika anda marah dan mengasihani diri sendiri, itu adalah kesempatan besar untuk memahami pikiran. Sang Buddha menyebut kekotoran batin sebagai guru kita. Semua murid saya seperti anak-anak saya. Saya hanya memiliki cinta kasih dan kesejahteraan mereka di dalam pikiran. Jika saya kelihatan membuat anda menderita, itu untuk kebaikan anda sendiri. Saya tahu beberapa dari kalian berpendidikan tinggi dan sangat berpengetahuan. Orang dengan pendidikan dan pengetahuan duniawi yang sedikit bisa berlatih dengan mudah. Tapi seperti anda orang Barat mempunyai rumah yang sangat besar untuk dibersihkan. Ketika anda telah membersihkan rumah, anda akan memiliki ruang tamu yang besar. Anda bisa menggunakan dapur, perpustakaan, ruang tamu. Anda harus sabar. Kesabaran dan daya tahan sangat penting untuk latihan kita. Ketika saya masih seorang bhikkhu muda saya tidak mengalaminya sesulit anda. Saya tahu bahasanya dan memakan makanan asal saya. Meski begitu, ada hari di mana saya putus asa. Saya ingin lepas jubah atau bahkan bunuh diri. Jenis penderitaan ini berasal dari pandangan salah. Namun, ketika anda telah melihat kebenaran, anda bebas dari pandangan dan opini. Semuanya menjadi damai.


Pertanyaan: Saya telah mengembangkan keadaan pikiran yang sangat damai dari meditasi. Apa yang harus saya lakukan sekarang?


Jawaban: Ini bagus. Membuat pikiran damai, terkonsentrasi. Gunakan konsentrasi ini untuk memerika pikiran dan tubuh. Saat pikiran tidak damai, anda juga harus memperhatikan. Maka anda akan tahu kedamaian sejati. Mengapa? Karena anda akan melihat ketidakkekalan. Bahkan kedamaian harus dilihat sebagai tidak kekal. Jika anda melekat pada keadaan pikiran yang damai anda akan menderita ketika anda tidak memilikinya. Lepaskan semuanya, bahkan kedamaian.


Pertanyaan: Apakah saya mendengar anda mengatakan bahwa anda takut dengan murid yang sangat rajin?


Jawaban: Ya, itu benar, saya takut. Saya takut kalau mereka terlalu serius. Mereka berusaha terlalu keras, tapi tanpa kebijaksanaan. Mereka mendorong diri mereka sendiri ke dalam penderitaan yang tidak perlu. Beberapa dari kalian bertekad untuk menjadi tercerahkan. Anda menggertakkan gigi anda dan bergulat sepanjang waktu. Ini berusaha terlalu keras. Semua orang sama. Mereka tidak tahu sifat dari hal-hal (saṅkhārā). Semua pembentukan, pikiran dan tubuh, adalah tidak kekal. Cukup perhatikan dan jangan melekat. Yang lain berpikir mereka tahu. Mereka mengkritik, mereka melihat, mereka menilai. Tidak apa-apa. Biarkan opini mereka kepada mereka. Sifat membeda-bedakan ini berbahaya. Ini seperti jalan dengan tikungan yang sangat tajam. Jika kita berpikir orang lain lebih buruk atau lebih baik atau sama dengan kita, kita keluar dari tikungan. Jika kita membeda-bedakan, kita hanya akan menderita.


Pertanyaan: Saya sudah bermeditasi bertahun-tahun sekarang. Pikiran saya terbuka dan tenang di hampir semua keadaan. Sekarang saya ingin mencoba untuk menelusuri kembali dan berlatih konsentrasi tingkat tinggi atau penyerapan pikiran (jhāna).


Jawaban: Ini boleh saja. Ini adalah latihan mental yang bermanfaat. Jika anda memiliki kebijaksanaan, anda tidak akan terpaku dalam keadaan pikiran yang terkonsentrasi. Ini sama seperti ingin duduk dalam waktu yang lama. Ini boleh saja untuk latihan, tapi sesungguhnya, latihan terpisah dari postur apa pun. Ini adalah soal melihat pikiran secara langsung. Inilah kebijaksanaan. Ketika anda telah memeriksa dan memahami pikiran, maka anda memiliki kebijaksanaan untuk mengetahui batasan-batasan konsentrasi, atau dari buku. Jika anda telah berlatih dan memahami ketidakmelekatan, anda kemudian bisa kembali ke buku. Mereka akan seperti makanan penutup yang manis. Mereka dapat membantu anda untuk mengajari orang lain. Atau anda bisa kembali untuk berlatih penyerapan. Anda memiliki kebijaksanaan untuk mengetahui untuk tidak berpegang pada apa pun.


Pertanyaan: Maukah anda meninjau beberapa poin utama dari diskusi kita?


Jawaban: Anda harus memeriksa diri sendiri. Ketahui siapa anda. Ketahui tubuh dan pikiran cukup dengan melihat saja. Saat duduk, saat tidur, saat makan, ketahui batasan-batasan anda. Gunakan kebijaksanaan. Latihan bukan untuk mencoba untuk mencapai apa pun. Cukup sadari apa adanya. Seluruh meditasi kita adalah melihat secara langsung ke pikiran. Anda akan melihat penderitaan, penyebabnya dan akhirnya. Tapi anda harus mempunyai kesabaran; banyak kesabaran dan daya tahan. Secara bertahap anda akan belajar. Sang Buddha mengajarkan murid-muridnya untuk tinggal bersama guru mereka setidaknya selama lima tahun. Anda harus mempelajari nilai-nilai dari memberi, kesabaran dan pengabdian. Jangan berlatih terlalu ketat. Jangan terjebak dengan bentuk luar. Melihat orang lain adalah praktik yang buruk. Cukup menjadi alami dan perhatikan itu. Kedisiplinan bhikkhu dan aturan monastik kita sangat penting. Mereka menciptakan lingkungan yang sederhana dan harmonis. Gunakan mereka dengan baik. Tapi ingat, inti dari kedisiplinan bhikkhu adalah memperhatikan niat, memeriksa pikiran. Anda harus memiliki kebijaksanaan. Jangan membeda-bedakan. Apakah anda akan kesal pada pohon kecil di hutan karena tidak tinggi dan lurus seperti beberapa yang lain? Ini konyol. Jangan menilai orang lain. Ada semua jenis. Tidak perlu memikul beban keinginan untuk mengubah mereka semua. Jadi, bersabarlah. Praktikkan moralitas. Hidup sederhana dan jadilah alami. Perhatikan pikiran. Inilah latihan kita. Ini akan membawa anda pada ketidakegoisan, menuju kedamaian.



Diterjemahkan oleh: Jayananda Gotama

bottom of page