top of page

Sebanyak Ini Saja - bab X | A Taste of Freedom

Updated: Jul 10, 2022


Diambil dari ceramah yang diberikan di Inggris kepada seorang murid Dhamma Barat pada tahun 1977.

N.B: Ceramah ini sebelumnya telah diterbitkan sebagai “Epilog” dalam buku “A Taste of Freedom”




Apakah anda tahu di mana itu akan berakhir? Atau akankah anda terus belajar seperti ini? Atau apakah ada akhirnya? Tidak apa-apa itu adalah studi eksternal, bukan studi internal. Untuk studi internal anda harus mempelajari mata ini, telinga ini, hidung ini, lidah ini, tubuh ini dan pikiran ini. Inilah studi yang sebenarnya. Mempelajari buku hanyalah studi eksternal, sangat sulit untuk menyelesaikannya. Ketika mata melihat bentuk, hal seperti apa yang terjadi? Ketika telinga, hidung dan lidah mengalami suara, bau dan rasa, apa yang terjadi? Ketika tubuh dan pikiran berkontak dengan sentuhan dan keadaan-keadaan mental, reaksi apa yang terjadi? Apakah keserakahan (lobha), kebencian (dosa) dan delusi (moha) masih ada? Apakah kita tersesat dalam bentuk, suara, bau, rasa, tekstur dan suasana hati? Inilah studi internal. Ini memiliki titik penyelesaian. Jika kita belajar tapi tidak berlatih, kita tidak akan mendapatkan hasil apa pun. Ini seperti orang yang beternak sapi. Di pagi hari dia membawa sapi ke padang rumput, di malam hari dia membawanya kembali ke kandangnya – tetapi dia tidak pernah minum susu sapinya. Belajar itu bagus, tapi jangan sampai seperti ini. Anda harus beternak sapi dan minum susunya juga. Anda harus belajar dan juga berlatih untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Di sini, saya akan menjelaskannya lebih lanjut. Ini seperti orang yang beternak ayam, tetapi tidak mengumpulkan telurnya. Yang dia dapatkan hanyalah kotoran ayam! Inilah yang saya katakan kepada orang-orang yang beternak ayam di kampung halaman saya. Hati-hati anda jangan jadi seperti itu! Ini berarti kita mempelajari kitab suci tetapi kita tidak tahu bagaimana melepaskan kekotoran batin, kita tidak tahu bagaimana “mendorong” lobha, dosa dan moha dari pikiran kira. Belajar tanpa berlatih, tanpa “melepaskan” ini, tidak membawa hasil. Inilah sebabnya saya membandingkannya dengan seseorang yang beternak ayam tetapi tidak mengumpulkan telurnya, dia hanya mengumpulkan kotorannya. Ini adalah hal yang sama.


Karena ini, Sang Buddha ingin kita mempelajari kitab suci, kemudian meninggalkan perbuatan jahat melalui tubuh, ucapan dan pikiran; untuk mengembangkan kebaikan dalam perbuatan, ucapan dan pikiran kita. Nilai sejati umat manusia akan membuahkan hasil melalui perbuatan, ucapan dan pikiran kita. Jika kita hanya berbicara, tanpa bertindak sesuai dengan itu, ini belum sempurna. Atau jika kita melakukan perbuatan baik tapi pikiran masih belum baik, ini masih belum sempurna. Sang Buddha mengajarkan untuk mengembangkan kebaikan dalam tubuh, ucapan dan pikiran; untuk mengembangkan perbuatan baik, ucapan baik dan pikiran baik. Inilah harta umat manusia. Studi dan latihan keduanya harus baik.


Jalan utama berunsur delapan Sang Buddha, jalan latihan, memiliki delapan faktor. Kedelapan faktor ini tidak lain adalah tubuh ini: dua mata, dua telinga, dua lubang hidng, satu lidah dan satu tubuh. Inilah jalannya. Dan pikiran adalah yang mengikuti jalan. Oleh karena itu, baik studi maupun latihan ada di dalam tubuh, ucapan dan pikiran kita.


Pernahkah anda melihat kitab suci yang mengajarkan tentang hal lain selain tubuh, ucapan dan pikiran? Kitab suci hanya mengajarkan tentang ini, tidak ada yang lain. Kekotoran batin lahir di sini. Jika anda mengetahui mereka, mereka mati di sini. Jadi anda harus memahami bahwa latihan dan studi keduanya ada di sini. Jika kita belajar sebanyak ini saja, kita bisa mengetahui segalanya. Ini seperti ucapan kita: mengucapkan satu patah kata kebenaran lebih baik daripada seumur hidup mengucapkan ucapan salah. Apakah anda mengerti? Seseorang yang belajar dan tidak berlatih itu seperti centong dalam panci sup. Ia di dalam panci setiap hari tetapi ia tidak mengetahui rasa supnya. Jika anda tidak berlatih, meskipun anda belajar sampai hari anda mati, anda tidak akan pernah mengetahui rasa kebebasan!



Diterjemahkan oleh: Jayananda Gotama

bottom of page